ILMU
BUDAYA DASAR MATERI 3
Nama : Sasongko Triananda
Kelas : 1IB05
NPM : 1A414064
Dafpus :
Dilampirkan dibawah bersamaan dengan soal.
“KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN”
1. Pendekatan Kesusastraan
Sastra ( Sanskerta,
shastra) merupakan kata
serapan dari
bahasa
Sanskerta śāstra , yang
berarti "teks yang mengandung
instruksi" atau
"pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti
"instruksi"
atau
"ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini
biasa digunakan untuk
merujuk
kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang
memiliki
arti
atau keindahan tertentu. Yang
agak biasa
adalah pemakaian istilah
sastra
dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai
defenisinya
sebagai sekedar teks.
Sedang sastrawi lebih mengarah
pada sastra
yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu
contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti
sastrawi,
bukan sastra. Selain
itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa
dibagi
menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di
sini sastra
tidak
banyak berhubungan
dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang
dijadikan
wahana untuk mengekspresikan
pengalaman atau pemikiran
tertentu. Biasanya
kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau
bahasa.Pendekatan
Kesusastraan Ilmu
Budaya Dasar semula
dinamakan Basic
Humanities, berasal dari bahasa inggris the
humanities.Istilah
ini berhasal dari bahasa latin
humanus,yang berati
manusiawi, berbudaya,
dan halus. Hampir
disetiap jaman, seni
termasuk sastra
memegang peranan yang penting dalam the humanities. Ini
terjadi karena seni merupakan
ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan
bukannya
formulasi nilai-nilai kemanusian seperti seperti yang
terdapat
dalam
filsafat atau agama. Dibanding
dengan cabang the humanities
yang
lain, seperti hal nya ilmu bahasa.
Seni memegang peranan
yang penting, karena nilai-nilai
kemanusiaan
yang disampaikannya normatif. Karena
seni adalah
ekspresi
yang sifatnya tidak normatif,
seni lebih mudah berkomunikasi.
Karena
tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikan lebih
fleksibel, baik
isinya
maupun cara
penyampaiannya.
Hampir disetiap
jaman, sastra mempunyai peranan
yang lebih
penting.
Alasan pertama adalah
karena sastra menggunakan bahasa.
Sementara
itu, bahasa mempunyai untuk menampung hampir semua
pernyataan
kegiatan manusia.
Dalam usahanya memahami dirinya
sendiri,
yang terlahir bsebgai filsafat untuk kehidupan dan
aktifitas hari
manusia
itu sendiri. Sastra
juga lebih mudah berkomunikasi, karena
pada
hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sastra juga
didukung
oleh cerita.
Dengan cerita orang lebih mudah
tertarik,
dan degan cerita orang lebih mudah mengungkapkan
gagasannya
dalam bentuk yang tidak
normatif.
2.
Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan Dengan Prosa
Istilah prosa banyak
pandanannya, diantaranya: narrative fiction,
dan
prose fiction, atu fiction. Dalam bahasa Indnesia istilah tersebut
sering diterjemahkan
menjadi cerita rekaan dan dideinisikan
sebagai
bentuk
cerita, atu prosa kisahan
yang mempunyai pemeran, lakuan,
peristiwa
dan alur yang dihasilkan oleh daya-khayal atau
imajinasi.
Prosa adalah suatu
jenis tulisan yang dibedakan
dengan puisi
karena
variasi ritme (
rhythm ) yang dimilikinya lebih besar, serta
bahasanya
yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa
berasal
dari bahasa Latin
"prosa" yang artinya "terus terang". Jenis
tulisan prosa biasanya digunakan
untuk mendeskripsikan
suatu fakta
atau
ide. Karenanya,
prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah,
novel,
ensiklopedia, surat, serta
berbagai jenis media lainnya.prosa
juga dibagi
dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa
lama
adalah prosa bahasa indonesia
yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang
bebas tanpa aturan apa pun. Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis:
1)
Prosa
naratif.
2)
Prosa
deskriptif.
3)
Prosa
eksposisi.
4)
Prosa
argumentative.
Jenis-jenis
prosa:
1) Prosa lama meliputi:
a)
Dongeng-dongeng.
b)
Hikayat.
c)
Sejarah.
d)
Epos.
e)
Cerita pelipur lara.
2) Prosa baru meliputi:
a)
Cerita pendek/Cerpen.
b)
Roman / Novel.
c)
Biografi.
d)
Kisah.
e)
Otobiografi.
NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Sebagai seni yang
bertulang punggung ceritamau
tidak amu
karya
sastra langsung tidak langsung
membawakan moral, pesan atau
cerita.
Adapun nilai yang diperoleh pembaca lewat karya sastra
antara
lain:
1)
Prosa
Fiksi Memberi Kemenangan.
Keistimewaan kesenangan yang
diperoleh dari pembaca fiksi
adalah pembaca
mendapatkan pengalaman sebagaimana
mengalaminya sendiri
peristiwa ituatau kejadian yang dikisahkan.
2)
Prosa
Fiksi Memberi
Informasi.
Fiksi memberikan
sejenis informasi yang tidak terdapat didalam
ensiklopedi.
3)
Prosa
Fiksi Memberikan
Warisan Cultural.
4)
Prosa
Fiksi dapat Menstimuli
Imaginasi, dan sarana bagi
pemindahan yang tak
henti-hentinya dari warisan
budaya bangsa.
5)
Prosa
Memberikan Keseimbangan
Wawasan lewat
prosa fiksi
seseorang dapat menilai kehidupan
berdasarkan pengalaman-
pengalaman dengan banyak individu.
6)
Fiksi
juga memungkinkan
lebih banyak kesempatan untuk
memilih respon-respon
emosional atau rangsangan
aksi yang
mungkin sangat
berbeda daripada
apa yang disajikan dalam
kehidupan sendiri.
3.
NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Fiksi adalah sebuah Prosa naratif yang bersifat
imajiner,
meskipun
imajiner sebuah karya
fiksi tetaplah masuk akal dan
mengandung
kebenaran yang dapat mendramatisasikan
hubungan-hubungan
antar manusia. Kebenaran
dalam sebuah dunia
fiksi
adalah keyakinan
yang sesuai dengan pandangan pengarang
terhadap
masalah hidup dan kehidupan.
Kebenaran dalam karya fiksi
tidak harus
sejalan dengan kebenaran yang berlaku di dunia nyata,
misalnya
kebenaran dari segi hukum,
moral, agama, logika, dan
sebagainya. Sesuatu
yang tidak mungkin terjadi bahkan dapat terjadi di
dunia
nyata dan benar di dunia fiksi.
Misalnya seorang perempuan yang
membunuh
seorang laki-laki yang memperkosanya
tetapi ia dinyatakan bebas dan tidak bersalah atas kasus menghilangkannya
nyawa
seseorang
menurut hukum
dunia nyata ia harus tetap di hukum.
Sebuah karya sastra
haruslah memiliki unsur intrinsik
dan
ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur
yang membangun
karya
sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya
sastra hadir
sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan
dijumpai
jika membaca sebuah
karya sastra. Unsur ekstrinsik ialah
unsur
yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri,
tetapi
mempengaruhi bangunan
atau sistem organisme karya sastra.
PROSA FIKSI dan PENGERTIANNYA
Istilah prosa fiksi
atau cukup disebut karya
fiksi, biasa juga
diistilahkan
dengan prosa cerita,
prosa narasi, narasi atau cerita berplot.
Jadi,
pengertian prosa fiksi ialah kisah atau cerita yang
diemban oleh
pelaku-pelaku
tertentu dengan pemeranan
latar serta tahapan dan
rangkaian cerita
tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi
pengarangnya
sehingga menjalin suatu cerita. Rumusan yang
dipaparkan
itu ialah rumusan dalam
artian konvensional karena sebuah
prosa fiksi
seringkali justru anti cerita dan tidak berplot. Dalam bentuk
prosa
fiksi yang non konvensional
itu, tujuan pengarang umumnya
hanya
ingin menampilkan gagasan secara actual lewat karya prosa
yang
ditampilkannya. Untuk meahaminya,
pembaca harus memilki bekal ilmu humanitas terutama
psikologi dan filsafat. Sebagi
salah satu genre sastra, karya fiksi mengandung unsur-unsur meliputi:
1)
pengarang
atau narator,
2)
isi
penciptaan,
3)
media
penyampai isi berupa bahasa, dan
4)
elemen-elemen
fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang
membangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi
suatu wacana.
Pada sisi lain, dalam memaparkan
isi tersebut, pengarang akan
memaparkannya
melalui:
1)
penjelasan
atau komentar,
2)
dialog
maupun monolog, dan
3)
lewat action/aksi.
NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Prosa fiksi merupakan
sebuah bentuk karya
sastra yang
disajikan
dalam bentuk
bahasa yang tidak terikat oleh jumlah kata dan
unsur
musikalitas. Bahasa
yang tidak terikat itu digunakan untuk
menyampaikan
tema atau pokok persoalan
dengan sebuah amanat
yang ingin
disampaikan berkenaan dengan tema tersebut. Oleh karena
itu,
dalam apresiasi
dengan tujuan tnembenkan penghargaan
terhadap
karya
prosa itu, kita
haruslah bisa “membongkar” dan menerangjelaskan
hal-hal
yang berkenaan
dengan ukuran keindahan dan
“kelebihan” karya prosa itu.
Nilai-nilai dalam
prosa fiksi:
1) Nilai Penikmatan atau Menyenangi.
Tindakan
operasionalnya pada tahap ini
adalah membaca
karya
sastra (puisi maupun
novel}, menghadiri acara deklamasi,
dan
sebagainya.
2) Nilai Penghargaan.
Tindakan operasionalnya,
antara lain, melihat kebaikan,
nilai, atau manfaat
suatu karya sastra, dan merasakan
pengaruh suatu karya ke dalam
jiwa, dan sebagainya.
3) Nilai Pemahaman.
Tindakan opersionalnya adalah
meneliti dan menganalisis
unsur
intrinsik dan unsur
ektrinsik suatu karya:
astra, serta berusaha
menyimpulkannya.
4) Nilai Penghayatan.
Tindakan operasionalnya adalah
rnenganalisis lebih
lanjut akan
suatu karya, mencari
hakikat atau makna suatu
karya beserta
Argumentasinya, membuat tafsiran dan
menyusun pendapat
berdasarkan analisis yang telah
dibuat.
5) Nilai Penerapan.
Tindakan operasionalnya adalah
mclahirkan ide baru,
Mengamalkan penemuan, atau
mendayagunakan hasil operasi
dalam mencapai material, moral,
dan struktural
untuk kepentingan
sosial, politik, dan budaya.
4.
Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi
Adapun alasan-alasan
yang mendasari
penyajian puisi pada
perkuliahan
Ilmu Budaya Dasar
adalah sebagai berikut:
1)
Hubungan
puisi dengan
pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan
penyampaiaan pengalaman
dalam sastra puisi
disebut “pengalaman
perwakilan”. Pendekatan terhadap
pengalaman perwakilan
itu dapat
dilakukan dengan suatu
kemampuan yang
disebut “imaginative entry”,
yaitu kemampuan
menghubungkan
pengalaman hidup sendiri
dengan pengalaman
yang dituangkan
penyair dalam puisinya.
2)
Puisi
dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi, mahasiswa
dapat diajak untuk
menjenguk
hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri
sendiri, karena melalui
puisinya sang penyair menunjukkan
kepada pembaca bagian dalam
hati manusia, ia menjelaskan
pengalaman setiap
orang.
3)
Puisi
dan keinsyafan sosial.
Puisi juga memberikan
kepada manusia
tentang pengetahuan
manusia sebagai
mahluk sosial yang terlibat dalam isue dan
problem sosial.
Secara imajinatif
puisi dapat menafsirkan situasi
dasar manusia sosial
yang bias berupa:
() Penderitaan
atas ketidakadilan.
() Perjuangan
untuk kekuasaan.
() Konflik
dengan sesamanya.
() Pemberontakan
kepada hukum Tuhan.
Puisi–puisi umumnya
sarat akan nilai-nilai
etika, estetika dan juga
kemanusiaan.
Salah satu nilai kemanusiaan
yang banyak mewarnai puisi-puisi
adalah cinta kasih yang terdapat
di dalamnya kasih sayang,
cinta,
kemesraan dan renungan.
PENGERTIAN PUISI
Puisi (dari bahasa Yunani kuno : ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió)
=
I create
) adalah seni tertulis di mana
bahasa digunakan untuk kualitas
estetiknya
untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Penekanan
pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan
Rima adalah yang membedakan puisi
dari prosa.
Namun
perbedaan
ini masih diperdebatkan.
Pandangan kaum awam biasanya
membedakan puisi dan prosa dari jumlah huruf dan kalimat dalam karya
tersebut.
Puisi lebih singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti mengutarakan
cerita. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi
tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai
perwujudan
imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi
juga merupakan
curahan isi hati seseorang yang
membawa
orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada
puisi dapat berbentuk apa saja
(melingkar,
zigzag
dan lain-lain). Hal tersebut
merupakan salah satu cara penulis
untuk
menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga
hanya
berisi
satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca
hal
tersebut
mungkin membuat puisi tersebut
menjadi tidak dimengerti. Tapi
penulis
selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang
diciptakannya.
Tak ada yang membatasi
keinginan penulis dalam
menciptakan
sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru. Namun
beberapa kasus mengenai puisi modern atau
puisi
cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah
puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. Kebanyakan penyair
aktif sekarang baik pemula
ataupun bukan lebih mementingkan
gaya
bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Di dalam puisi juga
biasa disisipkan majas yang
membuat puisi itu
semakin
indah. Majas tersebut
juga ada bemacam, salah satunya
adalah
sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar. Di
beberapa
daerah
di Indonesia puisi juga sering
dinyanyikan dalam bentuk pantun .
Mereka
enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi
tersebut.
Sumber : Wikipedia Bahasa Iindonesia
Jendelasastra.com
Dan sebagian besar sumber lainnya.
SOAL!
1. Sastra berasal dari bahasa....
a. Sanskerta Jawab
: a. Sanskerta
b. Indonesia
c. Latin
d. India
2. Sastra berasal dari kata....
a. Shastraa Jawab
: c. Shastra
b. Shaastra
c. Shastra
d. Shasstra
3. Yang termasuk dalam prosa lama adalah....
a. Novel
b. Dongeng Jawab
: b. Dongeng
c. Biografi
d. Kisah
4. Yang termasuk dalam prosa baru adalah....
a. Dongeng
b. Hikayat Jawab
: c. Roman
c. Roman
d. Epos
5. Prosa berasal dari bahasa.....yang artinya....
a. Sanskerta, Karya Tulis
b. India, Sebuah Karya
Jawab : d. Latin, Terus Terang
c. Indonesia, Karangan
d. Latin, Terus Terang
No comments:
Post a Comment