Search This Blog

Saturday, March 21, 2015

IBD Materi 3

ILMU BUDAYA DASAR MATERI 3

Nama     : Sasongko Triananda

Kelas     : 1IB05

NPM      : 1A414064
 Dafpus  : Dilampirkan dibawah bersamaan dengan soal.

KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN”

1.   Pendekatan Kesusastraan
Sastra ( Sanskerta, shastra) merupakan kata serapan dari
bahasa Sanskerta śāstra , yang berarti "teks yang mengandung  
instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi"
atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk
merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki
arti atau keindahan tertentu. Yang agak biasa adalah pemakaian istilah
sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai
defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah
pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti
sastrawi, bukan sastra. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa
dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra
tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang  
dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran
tertentu. Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau
bahasa.Pendekatan Kesusastraan Ilmu Budaya Dasar semula  
dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa inggris the
humanities.Istilah ini berhasal dari bahasa latin humanus,yang berati
manusiawi, berbudaya, dan halus. Hampir disetiap jaman, seni
termasuk sastra memegang peranan yang penting dalam the humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan
bukannya formulasi nilai-nilai kemanusian seperti seperti yang terdapat
dalam filsafat atau agama. Dibanding dengan cabang the humanities
yang lain, seperti hal nya ilmu bahasa.
Seni memegang peranan yang penting, karena nilai-nilai
kemanusiaan yang disampaikannya normatif. Karena seni adalah
ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi.
Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikan lebih fleksibel, baik
isinya maupun cara penyampaiannya.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih
penting. Alasan pertama adalah karena sastra menggunakan bahasa.
Sementara itu, bahasa mempunyai untuk menampung hampir semua
pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya memahami dirinya
sendiri, yang terlahir bsebgai filsafat untuk kehidupan dan aktifitas hari
manusia itu sendiri. Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena
pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sastra juga
didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah
tertarik, dan degan cerita orang lebih mudah mengungkapkan
gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.


2.   Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan Dengan Prosa

Istilah prosa banyak pandanannya, diantaranya: narrative fiction,
dan prose fiction, atu fiction. Dalam bahasa Indnesia istilah tersebut
sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan dideinisikan sebagai
bentuk cerita, atu prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan,
peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya-khayal atau imajinasi.
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi
karena variasi ritme ( rhythm ) yang dimilikinya lebih besar, serta
bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa
berasal dari  bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa  biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta
atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah,
novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa
juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa
lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis:
1)   Prosa naratif.
2)   Prosa deskriptif.
3)   Prosa eksposisi.
4)   Prosa argumentative.

Jenis-jenis prosa:
1)   Prosa lama meliputi:
a) Dongeng-dongeng.
b) Hikayat.
c) Sejarah.
d) Epos.
e) Cerita pelipur lara.
2)   Prosa baru meliputi:
a) Cerita pendek/Cerpen.
b) Roman / Novel.
c) Biografi.
d) Kisah.
e) Otobiografi.

NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Sebagai seni yang bertulang punggung ceritamau tidak amu
karya sastra langsung tidak langsung membawakan moral, pesan atau
cerita. Adapun nilai yang diperoleh pembaca lewat karya sastra antara
lain:
1)   Prosa Fiksi Memberi Kemenangan.
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari pembaca fiksi
adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana
mengalaminya sendiri peristiwa ituatau kejadian yang dikisahkan.
2)   Prosa Fiksi Memberi Informasi.
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat didalam
ensiklopedi.
3)   Prosa Fiksi Memberikan Warisan Cultural.
4)   Prosa Fiksi dapat Menstimuli Imaginasi, dan sarana bagi
pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
5)   Prosa Memberikan Keseimbangan Wawasan lewat prosa fiksi
seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-
pengalaman dengan banyak individu.
6)   Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk
memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang
mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam
kehidupan sendiri.


3.   NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI

Fiksi adalah sebuah Prosa naratif yang bersifat imajiner,
meskipun imajiner sebuah karya fiksi tetaplah masuk akal dan
mengandung kebenaran yang dapat mendramatisasikan
hubungan-hubungan antar manusia. Kebenaran dalam sebuah dunia
fiksi adalah keyakinan yang sesuai dengan pandangan pengarang
terhadap masalah hidup dan kehidupan. Kebenaran dalam karya fiksi
tidak harus sejalan dengan kebenaran yang berlaku di dunia nyata,
misalnya kebenaran dari segi hukum, moral, agama, logika, dan
sebagainya. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi bahkan dapat terjadi di
dunia nyata dan benar di dunia fiksi. Misalnya seorang perempuan yang
membunuh seorang laki-laki yang memperkosanya tetapi ia dinyatakan bebas dan tidak bersalah atas kasus menghilangkannya nyawa
seseorang menurut hukum dunia nyata ia harus tetap di hukum.
Sebuah karya sastra haruslah memiliki unsur intrinsik dan
ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun
karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya
sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan
dijumpai jika membaca sebuah karya sastra. Unsur ekstrinsik ialah
unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri, tetapi
mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra.

PROSA FIKSI dan PENGERTIANNYA
Istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga
diistilahkan dengan prosa cerita, prosa narasi, narasi atau cerita berplot.
Jadi, pengertian prosa fiksi ialah kisah atau cerita yang diemban oleh
pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan latar serta tahapan dan
rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi
pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Rumusan yang
dipaparkan itu ialah rumusan dalam artian konvensional karena sebuah
prosa fiksi seringkali justru anti cerita dan tidak berplot. Dalam bentuk
prosa fiksi yang non konvensional itu, tujuan pengarang umumnya
hanya ingin menampilkan gagasan secara actual lewat karya prosa
yang ditampilkannya. Untuk meahaminya, pembaca harus memilki bekal ilmu humanitas terutama psikologi dan filsafat. Sebagi salah satu genre sastra, karya fiksi mengandung unsur-unsur meliputi:
1)   pengarang atau narator,
2)   isi penciptaan,
3)   media penyampai isi berupa bahasa, dan
4)   elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang
membangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana.
Pada sisi lain, dalam memaparkan isi tersebut, pengarang akan
memaparkannya melalui:
1)   penjelasan atau komentar,
2)   dialog maupun monolog, dan
3)   lewat action/aksi.

NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Prosa fiksi merupakan sebuah bentuk karya sastra yang
disajikan dalam bentuk bahasa yang tidak terikat oleh jumlah kata dan
unsur musikalitas. Bahasa yang tidak terikat itu digunakan untuk
menyampaikan tema atau pokok persoalan dengan sebuah amanat
yang ingin disampaikan berkenaan dengan tema tersebut. Oleh karena
itu, dalam apresiasi dengan tujuan tnembenkan penghargaan terhadap
karya prosa itu, kita haruslah bisa “membongkar” dan menerangjelaskan
hal-hal yang berkenaan dengan ukuran keindahan dan “kelebihan” karya prosa itu.
Nilai-nilai dalam prosa fiksi:
1)   Nilai Penikmatan atau Menyenangi.
Tindakan operasionalnya pada tahap ini adalah membaca karya
sastra (puisi maupun novel}, menghadiri acara deklamasi, dan
sebagainya.
2)   Nilai Penghargaan.
Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan, nilai, atau manfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan sebagainya.
3)   Nilai Pemahaman.
Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsur
intrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra, serta berusaha
menyimpulkannya.
4)   Nilai Penghayatan.
Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis lebih lanjut akan
suatu karya, mencari hakikat atau makna suatu karya beserta
Argumentasinya, membuat tafsiran dan menyusun pendapat
berdasarkan analisis yang telah dibuat.
5)   Nilai Penerapan.
Tindakan operasionalnya adalah mclahirkan ide baru,  
Mengamalkan penemuan, atau mendayagunakan hasil operasi
dalam mencapai material, moral, dan struktural untuk kepentingan
sosial, politik, dan budaya.


4.   Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi

Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada
perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut:
1)   Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaiaan pengalaman dalam sastra puisi
disebut “pengalaman perwakilan”. Pendekatan terhadap
pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu
kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan
menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman
yang dituangkan penyair dalam puisinya.
2)   Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi, mahasiswa dapat diajak untuk
menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri
sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan
kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan
pengalaman setiap orang.
3)   Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan
manusia sebagai mahluk sosial yang terlibat dalam isue dan
problem sosial. Secara imajinatif puisi dapat menafsirkan situasi
dasar manusia sosial yang bias berupa:
() Penderitaan atas ketidakadilan.
() Perjuangan untuk kekuasaan.
() Konflik dengan sesamanya.
() Pemberontakan kepada hukum Tuhan.
Puisi–puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga
kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih yang terdapat di dalamnya kasih sayang,
cinta, kemesraan dan renungan.

PENGERTIAN PUISI
Puisi (dari bahasa Yunani kuno : ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = 
I create ) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas
estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan Rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun
perbedaan ini masih diperdebatkan. Pandangan kaum awam biasanya membedakan puisi dan prosa dari jumlah huruf dan kalimat dalam karya
tersebut. Puisi lebih singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti mengutarakan cerita. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai
perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang
membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar,
zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis
untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya
berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal
tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi
penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang  
diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam
menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru. Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau
puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. Kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan
gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu
semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya
adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar. Di beberapa
daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun .
Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.

Sumber : Wikipedia Bahasa Iindonesia
              Jendelasastra.com
              Dan sebagian besar sumber lainnya.



SOAL!
1.    Sastra berasal dari bahasa....
a.    Sanskerta                                                         Jawab : a. Sanskerta
b.    Indonesia
c.    Latin
d.    India
2.    Sastra berasal dari kata....
a.    Shastraa                                                           Jawab : c. Shastra
b.    Shaastra
c.    Shastra
d.    Shasstra
3.    Yang termasuk dalam prosa lama adalah....
a.    Novel                                                                        
b.    Dongeng                                                          Jawab : b. Dongeng
c.    Biografi
d.    Kisah
4.    Yang termasuk dalam prosa baru adalah....
a.    Dongeng                                                         
b.    Hikayat                                                              Jawab : c. Roman
c.    Roman
d.    Epos
5.    Prosa berasal dari bahasa.....yang artinya....
a.    Sanskerta, Karya Tulis
b.    India, Sebuah Karya                               Jawab : d. Latin, Terus Terang
c.    Indonesia, Karangan
d.    Latin, Terus Terang




No comments:

Post a Comment