SOAL!
1. Jelaskan tentang teknik
encoding Polar!
2. Jelaskan tentang teknik
encoding Unipolar!
3. Jelaskan tentang teknik
encoding Bipolar!
4. Apakah
yang anda ketahui tentang satelit?
5. Sebutkan
kelebihan dan kelemahan menggunakan jaringan satelit!
JAWABAN
:
1.
Teknik Encoding Polar
Pengkodean
Polar: NRZ-L, NRZ-I dan RZ
NRZ-Level (NRZ-L) dan NRZ-Invert
(NRZ-I) merupakan pengkodean digital polar. Disebut demikian karena keduanya
menggunakan baik tegangan positif maupun tegangan negatif untuk membangkitkan
sinyal digital. Pada NRZ-L bit 1 dan bit 0 direpresentasikan dengan level
tegangan dari sinyal, sedangkan pada NRZ-I bit 1 dan bit 0 dibedakan oleh ada
atau tidaknya perubahan level tegangan dari sinyal. Konversi data digital menjadi
sinyal digital dengan menggunakan NRZ-L dan NRZ-I ditunjukkan dalam Gambar 1.
Gambar 1. Pengkodean
digital dengan NRZ-L dan NRZ-I
Seperti terlihat dalam Gambar 1,
NRZ-L dan NRZ-I menggunakan tegangan positif dan negatif sebagai representasi
bit. Pada NRZ-I tegangan dari sinyal akan berubah (berinversi) apabila bit
berikutnya adalah bit 1. Sedangkan apabila bit berikutnya adalah bit 0, tidak
ada perubahan sinyal. Dengan mengamati bentuk sinyal NRZ-L dan NRZ-I kita dapat
melihat bahwa kedua modulasi polar ini masih akan mengalami apa yang disebut
dengan baseline wandering. Pada NRZ-L baseline wandering akan terjadi apabila
terdapat deretan panjang bit 1 atau bit 0, sedangkan pada NRZ-I baseline
wandering hanya terjadi pada deretan panjang bit 0 saja. Dalam hal ini NRZ-I
sedikit lebih baik daripada NRZ-L.
Pada NRZ-L dan NRZ-I terlihat bahwa
1 bit elemen data direpresentasikan oleh 1 elemen sinyal waveform, sehingga
m=1. Dengan demikian kecepatan sinyal rata-rata dari modulasi digital NRZ-L dan
NRZ-I adalah S=R/2 baud.
Variabel P pada sumbu vertikal dari
gambar adalah densitas dari daya (Power density), yaitu jumlah daya pada setiap
1 Hz dari bandwidth. Terlihat bahwa sebagian besar daya berada di sekitar
frekuensi 0 Hz. Hal ini berarti terdapat komponen DC yang membawa energi besar
sekali. Dari sini dapat disimpulkan bahwa energi yang dibawa oleh NRZ-L dan
NRZ-I tidak tersebar merata di kedua tegangan positif dan tegangan negatif.
Dengan kata lain, masalah baseline wandering tak terhindarkan oleh kedua jenis
modulasi digital ini.
Gambar 2.
Karakteristik bandwidth dari NRZ-L dan NRZ-I
Kekurangan
dari NRZ-L dan NRZ-I diperbaiki oleh pengkodean digital return-to-zero (RZ). RZ
menggunakan tiga level tegangan yaitu: tegangan positif, tegangan nol dan
tegangan negatif seperti terlihat dalam Gambar 3. Dengan demikian persoalan
munculnya komponen DC pada NRZ dapat dieliminasi oleh RZ.
Gambar 3. Pengkodean digital RZ dan karakteristik bandwidth RZ
Pengkodean RZ selalu mengembalikan
sinyal ke tegangan nol pada saat sinyal telah mencapai separo dari durasi
sinyal. Tetapi karena RZ menggunakan 2 sinyal elemen untuk merepresentasikan
sebuah elemen data, hal ini berakibat pada kenaikan bandwidth sebanyak dua kali
lipat dibandingkan dengan bandwidth yang digunakan oleh NRZ. Perhatikan bahwa
nilai m=1/2 dan kecepatan sinyal rata-rata adalah S=N baud.
Selain itu, karena RZ membutuhkan
tiga level tegangan maka perangkat dengan kompleksitas tinggi dibutuhkan untuk
membangkitkan sinyal RZ. Kelemahan-kelemahan sinyal RZ tersebut di atas menjadi
alasan sehingga dalam praktek komunikasi data RZ tidak digunakan.
2.
Teknik Encoding Unipolar
Pengkodean
Unipolar: Non-Return-to-Zero
Pengkodean data digital menjadi
sinyal digital yang paling sederhana adalah non-return-to-zero (NRZ). NRZ juga
disebut sebagai pengkodean digital unipolar karena sinyal yang dibangkitkan
hanya menggunakan tegangan positif atau negatif saja. Perhatikan Gambar 4 untuk
memahami bagaimana pengkodean digital dengan NRZ yang dibangkitkan dengan tegangan
positif.
Hubungan antara kecepatan sinyal dan
kecepatan data dinyatakan dalam persamaan (1).
Simbol S merepresentasikan kecepatan
sinyal (signal rate) rata-rata dalam satuan baud, k adalah konstanta yang dapat
berubah-ubah tergantung pada jenis modulasi yang digunakan, m adalah jumlah
elemen data yang dapat dibawa oleh setiap elemen sinyal (waveform), dan R
adalah kecepatan data (data rate). Untuk pengkodean data digital menjadi sinyal
digitial, nilai rata-rata dari k adalah ½.
Gambar 4. Pengkodean digital NRZ
Pada modulasi NRZ,
bit 0 direpresentasikan oleh sinyal dengan tegangan 0 volt, sedangkan bit 1
direpresentasikan oleh sinyal dengan tegangan +V volt. Karena 1 elemen sinyal
hanya membawa 1 elemen data, maka m=1. Berdasarkan persamaan (1) kita dapati
bahwa kecepatan sinyal rata-rata adalah S=R/2 baud. Pengkodean ini disebut
dengan NRZ karena sinyal tidak kembali ke 0 volt di tengah-tengah bit
(bandingkan dengan modulasi manchester). Pengkodean NRZ dalam aplikasi nyata
tidak digunakan karena jumlah daya yang dibutuhkan untuk membangkitkan 1 buah
sinyal pada NRZ lebih besar.
3.
Teknik Encoding Bipolar
Pengkodean
Bipolar: AMI dan Pseudoternary
Pada bagian ini kita akan melihat
dua macam pengkodean bipolar yang dikenal dengan nama Alternate Mark Inversion
(AMI) dan Pseudoternary. Pengkodean bipolar dibuat untuk mengeliminasi
kekurangan-kekurangan yang ada pada NRZ. Pada pengkodean AMI, elemen data
dengan bit 1 direpresentasikan oleh sinyal yang beriversi bolak balik dari
tegangan positif ke tegangan negatif atau sebaliknya dari tegangan negatif ke
tegangan positif. Sedangkan elemen data dengan bit 0 direpresentasikan oleh
tegangan 0 volt.
Pada pengkodean peudoternary, elemen
data dengan bit 0 direpresentasikan oleh sinyal yang beriversi bolak balik dari
tegangan positif ke tegangan negatif atau sebaliknya dari tegangan negatif ke
tegangan positif. Sedangkan elemen data dengan bit 1 direpresentasikan oleh
tegangan 0 volt.
Kedua jenis pengkodean bipolar ini
direpresentasikan dalam Gambar 5. Seperti terlihat dalam gambar, pada
pengkodean bipolar ini 1 elemen data direpresentasikan oleh 1 elemen sinyal,
sehingga didapatkan nilai m=1. Dengan menggunakan persamaan (1) didapatkan
bahwa kecepatan sinyal rata-rata adalah S=R/2 baud.
Gambar 5. Pengkodean digital dengan AMI
dan Pseudoternary
Keuntungan menggunakan menggunakan
pengkodean bipolar adalah: pertama, tidak memiliki komponen DC, dan kedua,
membutuhkan bandwidth dua kali lebih kecil daripada pengkodean dua-fasa yang
telah kita bicarakan sebelumnya.
Gambar 6. Karakteristik bandwidth dari
pengkodean bipolar
4.
Satelit
Satelit adalah alat elektronik yang mengorbit bumi
yang mampu bertahan sendiri. Bisa diartikan sebagai repeater yang berfungsi
untuk menerima signal gelombang microwave dari stasiun bumi, ditranslasikan
frequensinya, kemudian diperkuat untuk dipancarkan kembali ke arah bumi sesuai
dengan coveragenya yang merupakan lokasi stasiun bumi tujuan atau penerima.
Satelit mempunyai sifat yang
universal, dengan banyak kelenturan dalam aplikasinya, efisien dalam biaya, dan
mampu menjawab berbagai masalah antara lain;
1.
Komunikasi data maupun suara tanpa kabel
2.
Menghubungkan satu perusahan dengan perusahaan yang lain
3. Menjawab
kebutuhan akan transaksi finansial
4. Merupakan
sarana untuk hubungan internet
5. Melalukan
informasi video dan jaringan
Salah satu aplikasi satelit adalah
pemanfaatannya sebagai sarana komunikasi. Satelit komunikasi mempunyai banyak
keuntungan dibanding dengan sistem komunikasi terestrial.
5.
Kelebihan dan Kelemahan Jaringan
Satelit
Paling tidak ada 7 keunggulan satelit komunikasi
dibanding dengan komunikasi terestrial. Keunggulan tersebut antara lain;
1) Universal, artinya
satelit komunikasi dapat digunakan dimana saja. Sebuah satelit mampu merangkum
sampai 1/3 luas permukaan Bumi. Selain itu biaya yang dibutuhkan jauh lebih
sedikit dari biaya yang digunakan pada sistem komunikasi terestrial. Dengan
konstelasi tiga satelit yang ditempatkan pada ketinggian tertentu maka seluruh
permukaan Bumi dapat di jangkau
2) Versatile, serba guna
melalukan informasi dalam beragam bentuk, data, video, suara ataupun aplikasi
multimedia lainnya mulai dari sarana hiburan, sampai ke jaringan selular dan
warta berita. Akibat sifat serbaguna ini penggunaan satelit berdampak pada
banyak hal;
a) Memberikan kemudahan bagi dunia
usaha dalam bertransaksi sekaligus melayani
banyak pengguna secara simultan.
banyak pengguna secara simultan.
b) Memunculkan inovasi dan regulasi
baru yang semakin lepas dari pengaturan
kekuasaan.
kekuasaan.
c) Infrastruktur komunikasi akan
tersebar ke seluruh pelosok tanpa dibatasi oleh batas
negara dan geografi. Menjadi alternatif pengganti sarana komunikasi terestrial dengan
keunggulan teknologi yang lebih akurat dan biaya yang semakin murah.
negara dan geografi. Menjadi alternatif pengganti sarana komunikasi terestrial dengan
keunggulan teknologi yang lebih akurat dan biaya yang semakin murah.
3) Reliable, handal dan
dapat dipercaya. Satelit merupakan sarana yang bisa membantu kebutuhan dunia
usaha untuk melakukan komunikasi secara cepat dan akurat, terutama pada kondisi
dimana jaringan internet protocol, IP terrestrial sering bertabrakan dengan
bermacam topologi jaringan yang semrawut (congestion) dan parah (latency).
Jaringan satelit dapat melayani ratusan lokasi dengan standard kualitas yang
sama tanpa terhambat oleh batas-batas geografi.
4) Seamless, sempurna.
Satelit sebagai media penyiaran membuat komunikasi terdistribusi secara
simultan dan ideal dari sumbernya ke ribuan lokasi dalam tempo dan waktu yang
bersamaan(real time).
5) Fast, cepat
tidak seperti komunikasi terrestrial yang lambat dan mahal. Jaringan satelit
dapat menghubungkan kota, daerah dan tempat yang terisolir, melintasi daerah
dimana penggunaan kabel tembaga dan serat optik menjadi mahal. Jaringan satelit
dapat di set-up dengan cepat dalam melayani kebutuhan pasar.
6) Expandable, dapat
diperluas skala jangkauannya termasuk juga kebutuhan akan lebar pita
(bandwith), selain itu kebutuhan pengguna dapat dikoordinasikan dengan penjual
dan pengembang dibandingkan dengan jaringan konvensional yang membutuhkan
terminal baru yang tentu saja akan memerlukan biaya tambahan.
7) Flexible, satelit
dengan mudah bisa diintegrasikan dengan cara melengkapi, menambah maupun
memperluas jaringan komunikasi. Memberikan solusi atas keterbatasan
infrastruktur maupun geografi yang sering ditemukan dalam komunikasi
terrestrial.
Adapun
kekurangan dari jaringan satelit adalah sebagai berikut:
1) Up Front Cost tinggi: Contoh : untuk
Satelit GEO: Spacecraft, Ground Segment & Launch = US $
200 jt, Asuransi: $ 50 jt.
200 jt, Asuransi: $ 50 jt.
2) Distance insensitive: Biaya
komunikasi untuk jarak pendek maupun jauh relatif sama.
3) Hanya ekonomis jika jumlah User
besar dan kapasitas digunakan secara intensif.
4) Delay propagasi besar.
5) Rentan terhadap pengaruh atmosfer
6) Besarnya throughput akan terbatasi
karena delay propagasi satelit geostasioner. Kini berbagai teknik
protokol link sudah dikembangkan sehingga dapat mengatasi problem tersebut.
protokol link sudah dikembangkan sehingga dapat mengatasi problem tersebut.
7) Diantaranya penggunaan Forward Error
Correction yang menjamin kecilnya kemungkinan
pengiriman ulang.
pengiriman ulang.
8) Waktu yang dibutuhkan dari satu
titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelit adalah sekitar 700
milisecond (latency), sementara leased line hanya butuh waktu sekitar 40
milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh data yaitu
dari bumi ke satelit dan kembali ke bumi. Satelit geostasioner sendiri
berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi.
9) Sangat sensitif cuaca dan Curah
Hujan yang tinggi, Semakin tinggi frekuensi sinyal yang dipakai
maka akan semakin tinggi redaman karena curah hujan.
maka akan semakin tinggi redaman karena curah hujan.
10) Rawan sambaran petir.
11) Sun Outage, Sun outage adalah
kondisi yang terjadi pada saat bumi-satelit-matahari berada dalam satu garis
lurus.. Energi thermal yang dipancarkan matahari pada saat sun outage
mengakibatkan interferensi sesaat pada semua sinyal satelit, sehingga satelit
mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi.
No comments:
Post a Comment